Oleh : Djafar Badjeberg
Jakarta, Gaharu News.Com – Pengaruh disrupsi memang luar biasa. Banyak kalangan usahawan dibikin kalang kabut dan bahkan bangkrut .
Pengaruh digital memukul habis perusahaan dan usahawan yang tidak siap dengan cara baru .
Bisnis dengan cara digitalusasi telah menggeser dunia usaha yang kerjanya secara konvensional.
Kita semua sudah tahu bagaimana bisnis online beroperasi di Indonesia, seperti Bukalapak, Lazada, Shoppi, Graab, Gojek dll telah “menghabisi” eksistensi pedagang Mall , Toko Modern, Pedagang, Bisnis Angkutan dsb.
Satu lagi perusahaan asing yang akan beroperasi di negeri kita, yaitu Rebel Food. Perusahaan asal India yang di gawangi Jaydeep Burman dan Kallol Barnerjee khusus di bidang Kuliner.
Bila di izinkan pemerintah Rebel Food akan membuka sekitar 100 dapur, bukan Restoran .
Saat ini Rebel Food sudah membangun 235 dapur di 20 Kota di India, dan berafiliasi dengan sekitar 1600 restoran disana .
Seperti kita ketahui bahwa bisnis Restoran adalah bisnis padat modal. Untuk membuka satu Restoran besar memerlukan modal besar, tempat harus strategis, mudah dijangkau dan lahan parkir luas.
Penulis pernah dua kali menekuni bisnis kuliner, dan dua-dua-nya berjalan mulus karena biaya kontrak tempat cukup mahal, belum lagi kalau sudah mulai banyak pelanggan pemilik bangunan suka blagu, minta dinaikkan harga kontrak sampai 50 s.d. 100 persen .
Sekarang saat ini penulis masih bisnis kuliner tetapi joint dengan saudara.
Maka dalam mengantisipasi semua itu, pihak Rebel Food tidak mau pusing, dia cukup buka dapur.
Buka dapur dimana saja bisa, tidak harus ditempat strategis.
Dengan platform pesan online pihak Rebel Food bisa menghemat biaya kecuali bangun kekuatan marketing sales melalui online.
Dalam kaitan binis kuliner seperti Rebel Food, seyogya-nya pemerintah melindungi pengusaha dalam negeri ternasuk UKM. Memang tidak ada yang bisa melarang bisnis dunia maya semacam ini, kita tahu akibat disrupsi melanda dunia pasar bebas bisa mengancam entitas manapun .
Jangan terkesan sekedar untuk urusan isi perut saja kita dijajah bangsa asing.
Semua ini akan terpulang kepada pemerintah RI mau melindungi ekonomi rakyat atau tidak , lantas dimana ” Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia !? [gn/tim]
Jakarta 24 Juni 2020.