Anak Sehat Melahirkan Generasi Yang Kreatif 

0

Oleh: Morla Marella Raissa Sayang Manao

Kekretifan  tentunya sangat penting dalam kehidupan seseorang, dalam dunia kerja  seseorang yang cerdas tentunya dapat menghasilkan inovasi baru dan ide-ide menarik. Kecerdasan tidak hanya soal dalam pelajaran tetapi juga soal intelektual. Kecerdasan intelektual tentunya tidak kalah penting dengan cerdas dalam pelajaran. Karena menurut saya cerdas dalam intelektual lebih menarik dari pada cerdas dalam pelajaran.

Gizi berpengaruh terhadap perkembangan otak anak. Seorang anak yang mengalami gangguan akibat kekurangan iodium akan mengalami kehilangan kecerdasan sebesar 10 – 50 IQ poin.  Otak yang ukurannya kira-kira seperlima puluh bagian tubuh manusia merupakan bagian paling penting  yang membutuhkan relatif banyak energi  – yang diperoleh dari nutrisi- dibanding bagian tubuh yang lain.

Fungsi otak tergantung pada banyaknya sel otak dan percabangannya, banyaknya neurotransmitter atau zat yang mengaktifkan synaps (hubungan antar sel syaraf), dan kualitas mielin atau selubung sel syaraf. Kurangnya fungsi otak dapat terjadi karena kekurangan nutrisi sejak janin, kebiasaan buruk (merokok, tidur berlebih, tidak sarapan, makan berlebih, polusi, dan jarang berfikir), stres dan sakit (misalnya panas tinggi).

Perkembangan struktur  dan sirkuit otak yang merupakan faktor kecerdasan dimulai sejak janin dan selanjutnya kecerdasan dipengaruhi dua faktor yang saling terkait, yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan(web Kementrian Kesehatan Indonesia) artinya bahwa otak anak berkembang saat masih berada dalam janin dan perkembangan otak anak tergantung dari makanan yang dikonsumsi ibu saat mengandung dan juga makanan yang di konsumsi anak saat masa balita dan ada penyebab lain yaitu faktor eksternal.

 Dilansir dari Kementrian Pendidikan dan kebudayaan Indonesia Jakarta, 5 September 2021 – Dari berbagai ajang kompetisi dan lomba yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), telah menghasilkan 2.309 talenta siswa berprestasi di tingkat nasional, dan 68 raihan penghargaan di kancah internasional.

BPS mencatat rasio penderita gizi buruk di Nusa Tenggara Timur sebesar 9,7. Artinya, ada 9 orang setiap 10 ribu penduduk di NTT yang menderita gizi buruk. Rasio tersebut merupakan yang tertinggi secara nasional. Di posisi kedua adalah Papua (6,3), ketiga Maluku Utara (4,5), keempat Gorontalo (2,9), dan kelima Maluku (2,8). Rasio penderita gizi buruk di kelima provinsi tersebut cukup jauh berada di atas rata-rata rasio nasional yang sebesar 1,7 terutama Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Dari data diatas menerangkan bahwa status siswa berprestasi di Indonesia sudah membaik tapi bagaimana dengan status gizi ? bagaimana anak dapat berkreatifitas jika tubuhnya lemah? Memang kecerdasan tidak hanya di pengaruhi oleh makanan, tapi bukankah saat makan makanan yang bergizi membuat tubuh anak lebih kuat? Bagaimana anak dapat belajar jika dia sakit? Bukankah bangsa ini memerlukan generasi yang kreatif bukan generasi yang banyak gaya? 

Pemerintah telah memberikan bantuan begitu banyak salah satunya  penyediaan MPASI tapi kurangnya pemerintah adalah pengontrolan pada nakes, dimana nakes tidak hanya ada saat hari dilakukannya posyandu tapi harus ada kunjungan kepada rumah masyarakat untuk mengecek anak yang dibawa ke posyandu. Tenaga kesehatan di daerah pedesaan sangatlah kurang, pemerintah harus menyediakan teaga kesehatan di daerah perkotaan saja tetapi juga didaerah pedesaan.

Masyarakat : ibu-ibu masih acuh tak acuh dalam membawa anak mereka ke posyandu, seharusnya masyarakat mempunyai kesadaran.

Bagaimana Solusinya?

  1. Pemerintah harus menyediakan tenaga kesehatan di daerah pedesaan, tenaga kesehatan yang ada harus bersosialisasi dan melakukan pendampingan kepada keluarga. Tenaga kesehaatan harus melibatkan ibu-ibu dalam melakukan kegiatan di posyandu, tenaga kesehatan harus membuat kegiatan semenarik mungkin agar ibu-ibu rajin membawa anak mereka ke posyandu dan juga memberikan pendidikan pada ibu tentang gizi anak;
  2. Masyarakat harus punya niat dalam diri bahwa kesehatan anak-anak itu penting.

Jadi kesimpulaannya Harus ada kerja sama yang baik antara Pemerintah dan Masyarakat, jika kita sepikir dan satu tujuan maka bangsa kita akan melahirkan generasi yang sehat secara fisik dan mempunyai kekreatifan tanpa batas.

Penulis merupakan mahasiswi Universitas Nusa Cendana, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat. (*)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here