kupang,Gaharunews.Com,-Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), menggelar pelaksanaan ujian seleksi berkas untuk 10 orang peserta Buruh Migran Indonesia (BMI) asal NTT yang akan dikirim bekerja di negara penempatan Jerman.
Para Calon BMI tersebut, akan dikirim ke negara penempatan Jerman sebagai tenaga kesehatan dalam program G to G (Government to Government).
Proses ujian verifikasi berkas yang digelar hari ini selasa 21 Juni 2022 di kantor UPT BP2MI NTT, para calon BMI dibagi menjadi dua kloter dengan jumlah setiap kloter 5 orang peserta. Kloter pertama pukul pukul 9.00 hingga 12.00 Wita. Dan untuk kloter kedua mulai pukul 13.00 hingga 16.00 Wita
Kepala Unit BP2MI NTT Siwa SE, tampak hadir dan memantau langsung pelaksanaan ujian verifikasi berkas tersebut.
Diselah-selah aktivitas Siwa mengatakan bahwa, tujuan pelaksanaan ujian tersebut untuk mempersiapkan calon BMI asal NTT secara baik dan prosedural di negara penempatan Jerman tahun 2023.
“Untuk ujian hari ini, kami dari BP2MI NTT melakukan ujian verifikasi data terhadap 10 BMI. Jika dari 10 orang tersebut dinyatakan lulus, maka tahap selanjutnya adalah ujian wawancara oleh dinas tenaga kerja negara Jerman”, ucapnya.
ia melanjutkan, proses wawancara dari dinas tenaga kerja Jerman menggunakan tiga bahasa yakni bahasa Inggris, Indonesia dan Jerman, sehingga memudahkan calon BMI yang akan di wawancara.
Ia menambahkan bahwa, paskah lulus tahapan wawancara para calon BMI akan mendapat kursus bahasa Jerman hingga para calon BMI benar -benar menguasai bahasa negara penempatan saat bekerja.
Dalam kesempatan itu pula Ia juga menjelaskan bahwa, proses seleksi pengiriman BMI tahun 2023 telah berlangsung pada tahun 2022, sebab tahapan paling lama dalam pengiriman BMI adalah kursus bahasa Jerman.
“Untuk kebutuhan negara Jerman tahun 2023 berjumlah 300 BMI secara nasional, sehingga 300 BMI ini akan diperebutkan oleh semua BMI di seluruh daerah di Indonesia sehingga saya juga mengharapkan agar 10 calon BMI yang akan dikirim ke negara Jerman bisa lulus tahap verifikasi dan juga lulus tahap wawancara agar mendapatkan pelatihan bahasa Jerman dan diberangkatkan ke negara penempatan Jerman tahun 2023”, tutupnya.
Sedangkan salah satu calon BMI Yulianti Tanoen mengatakan bahwa, keinginan untuk bekerja di Jerman merupakan keinginan dirinya sendiri, sehingga ketika dirinya mendapat informasi dari tempat ia kerja langsung meminta izin kepada orang tuanya agar mengikuti tahapan seleksi tersebut.
“ketika saya mendapat informasi, saya minta izin ke orang tua dan Orang tua mengizinkan, sehingga saya langsung daftar dan sementara ini saya mengikuti tahapan perekrutan, ” ungkap alumni Poltekkes Kemenkes Kupang tahun 2010”
Di Akhir pernyataan, dirinya mengaku bahwa kendala yang dihadapi untuk bekerja di negara penempatan Jerman adalah bahasa Jerman, namun dirinya optimis untuk memanfaatkan kesempatan pada saat pelatihan tersebut.(Tyo/GR)